Beranda | Artikel
Silsilah Fiqih Pendidikan Anak #88: Mempersiapkan Anak Untuk Berdakwah
Senin, 17 Oktober 2022

Mendengar kata “berdakwah”, kesan yang timbul di benak kebanyakan kita adalah sebuah aktivitas berat yang hanya boleh dilakukan oleh orang dewasa. Sebagian dari anggapan ini perlu diluruskan. Memang betul, bahwa untuk berdakwah itu membutuhkan bekal yang cukup. Namun satu hal yang perlu diingat, bahwa untuk mencapai level tersebut membutuhkan proses yang tidak sebentar.

Kita semua akan meninggalkan dunia yang fana ini. Setelah itu yang akan meneruskan perjalanan hidup ini adalah generasi putra-putri kita. Bila kita tidak persiapkan mereka dengan baik, bisa jadi masa depan negeri kita akan suram. Na’udzu billah min dzalik…

Proses awal mengenalkan dakwah bisa dengan melibatkan anak dalam aktivitas dakwah secara langsung. Hal ini penting untuk memberikan contoh dan lingkungan yang kondusif, sehingga suasana dakwah sudah bisa dirasakan anak sejak dini. Ajaklah anak turut serta ketika Anda menjadi peserta atau pembicara dalam pengajian, diskusi atau seminar. Sesampai di rumah, anak bisa diminta pendapatnya tentang kegiatan yang baru saja ia ikuti. Sebelum memutuskan untuk mengajak anak pergi berdakwah tentu harus dipertimbangkan kondisi kesiapan anak. Maka, lakukan persiapan seperlunya agar anak bisa merasa nyaman dan tidak malah menimbulkan masalah.

Mengajak anak terlibat dakwah bisa juga dilakukan secara tidak langsung. Ketika Anda harus bergegas pergi pagi-pagi untuk urusan dakwah misalnya, ajaklah anak yang besar membantu adiknya menyiapkan keperluan sekolah, atau membantu membereskan rumah. Sehingga ketika Anda kembali rumah sudah rapi. Dengan cara itu, anak akan melihat langsung kesibukan Anda dalam dakwah. Dan anak juga bisa merasakan langsung bagaimana ia ternyata bisa membantu mendukung dakwah meski hanya dengan melakukan sebagian kecil pekerjaan Anda di rumah.

Cara lain yang juga penting untuk mengajak anak berdakwah adalah dengan menciptakan suasana dakwah di rumah. Misalnya dengan mengembangkan kebiasaan saling nasihat menasihati atau seringnya rumah dijadikan sebagai tempat aktivitas dakwah.

Untuk menumbuhkan semangat dan motivasi, Anda bisa menceritakan kepada anak-anak bagaimana kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat. Sampaikan kepada mereka bahwa kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat yang tidak pernah lepas dari kehidupan dakwah. Ceritakan bagaimana perjuangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat menyebarkan Islam ke seluruh dunia. Mulai dari Bilal yang begitu istiqamah mempertahankan akidahnya, Thariq Bin Ziad penakluk Spanyol atau Muhammad al Fatih penakluk Konstantinopel. Cerita-cerita seperti ini pasti akan melekat erat dan memberikan motivasi pada anak untuk bersemangat dan berani berdakwah.

Sesekali, penting untuk disampaikan kepada anak janji-janji Allah untuk para pengemban dakwah. Ketika tengah melihat tayangan di media elektronik atau membaca berita di media massa biasanya ada topik yang menarik. Bagus bila anak sudah langsung bisa berkomentar dan memberikan pendapat. Anda tinggal menambahi atau memberikan arahan serta solusi menurut Islam. Kalau anak-anak belum memberikan respon, Anda bisa memancingnya dengan bertanya kepada mereka, apa tanggapannya setelah melihat itu semua. Jangan lupa biasakan juga anak-anak diajak berdoa untuk keselamatan dan kejayaan umat Islam di seluruh dunia. Mudah-mudahan kelak anak-anak benar-benar menjadi pengemban dakwah yang tangguh. Aamiin…

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 23 Jumadal Awal 1438 / 20 Februari 2017


Artikel asli: https://tunasilmu.com/silsilah-fiqih-pendidikan-anak-88-mempersiapkan-anak-untuk-berdakwah/